Pendidikan merupakan pilar utama dalam membangun bangsa. Di era globalisasi saat ini, pendidikan tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat. Oleh sebab itu, penting untuk membangun kolaborasi yang kuat antara sekolah, orang tua dan Masyarakat.
Sekolah adalah rumah kedua bagi
anak. Konsep ini merupakan sebuah metafora yang menggambarkan bahwa sekolah
bukan hanya tempat belajar, tetapi juga rumah kedua bagi para siswa. Seorang
anak berada di sekolah selama bertahun-tahun untuk menuntut ilmu dan
mengembangkan dirinya. Sebagian besar waktu anak diisi dengan beraktivitas di
sekolah. Karena itu penting untuk menciptakan sekolah sebagai lingkungan yang
menyenangkan bagi anak.
Titik awal menciptakan sekolah
menyenangkan bisa dimulai dari Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang
harus menjadi pengalaman menyenangkan bagi siswa baru. Karena masa-masa ini
adalah awal bagi mereka merasakan kesan pertama yang baik terhadap sekolah
baru. Jika kesan itu muncul, maka sepanjang mereka mengenyam pendidikan di
sekolah itu, sekolah akan dianggap sebagai taman belajar yang menyenangkan.
Dalam mengembangkan sekolah yang
menyenangkan, ada beberapa hal yang menjadi prinsip dasar, antara lain
keterlibatan komunitas sekolah; pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual,
dan bermakna; fasilitas yang memadai; dan kultur sekolah yang kondusif. Keterlibatan
komunitas sekolah penting dalam mendukung terciptanya sekolah yang
menyenangkan. Karakteristik komunitas sekolah yang baik antara lain memiliki
komitmen bersama dan melakukan proses transformasi pikiran yang terorganisir
dari sikap individu menuju komunitas pikiran.
Tersedianya fasilitas, yakni
sarana dan prasarana yang memadai, sudah tentu menjadi syarat mutlak dalam
mewujudkan sekolah yang menyenangkan. Beberapa sarana sekolah yang dapat
dimanfaatkan siswa dengan menyenangkan yakni perpustakaan, laboratorium, dan sarana
olahraga. Perpustakaan harus memiliki koleksi buku yang baik dengan menyediakan
beragam topik. Laboratorium sekolah juga harus memiliki jenis dan jumlah alat
yang sesuai dengan aturan yang berlaku, begitu juga dengan sarana olahraga.
Sarana olahraga seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik oleh siswa untuk mata
pelajaran olahraga maupun pengembangan potensi melalui kegiatan
ekstrakurikuler.
Sementara untuk prasarana sekolah
yang memadai, dapat dilihat dari ukuran ruang kelas yang proporsional dengan
jumlah siswa. Prasarana sekolah yang memadai juga harus memiliki ketersediaan
akan kebun sekolah, arena bermain untuk siswa, tempat parkir, kantin sekolah,
toilet, dan tempat ibadah. Selain ketersediaan, sekolah juga harus
memperhatikan faktor kebersihan dan kesehatan dari prasarana tersebut.
Kultur sekolah yang kondusif pun
akan mudah tercipta jika sudah ada keterlibatan komunitas sekolah maupun
fasilitas yang memadai. Resepsionis, satpam, guru, petugas kebersihan, dan
seluruh staf sekolah akan terbiasa berperilaku ramah dan sopan kepada orang tua
siswa dan tamu sekolah. Di sekolah pun diterapkan kebiasaan-kebiasaan baik yang
dibiasakan menjadi kultur, seperti saling senyum, menyapa, atau mengucapkan
salam sesama warga sekolah.
Hal itu menjadi salah satu kultur sekolah yang menyenangkan. Sekolah juga terbuka terhadap hal-hal yang positif dan mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan, pembelajaran, dan teknologi pendidikan. Selain itu, siswa didorong untuk memiliki rasa ingin tahu, keberanian, kegigihan, dan ketahanan dengan atmosfer inklusif, di mana semua siswa dihargai berdasarkan jati diri mereka.